Menjalin Usaha Bersama

logo

Aksi Damai, Dosen Politeknik Negeri Madiun: ‘Status PNS adalah Harga Mati’

Kamis, 15 Mei 2025

MADIUN – Sejumlah orang membawa banner berbagai ukuran serta beragam kalimat menggelar aksi damai sembari berorasi dihalaman gedung kampus dua Politeknik Negeri Madiun (PNM) Jalan Ring Road Barat, Kota Madiun.

Banner bertuliskan antara lain “Aksi Solidaritas Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB) se-Indonesia, Pikirkan Hari Tua Bagi Dosen dan Tendik (tenaga kependidikan) Kami, Tuntut Keadilan Sosial Bagi Dosen dan Tendik Kami, Deskresi Presiden Jokowi 10 Tahun Zonk, Tukin (tunjangan kinerja) Dosen Dikebiri SDM (sumber daya manusia) Terlantar, dan PNS (pegawai negeri sipil) atau Kembali Swasta”.

Selain itu, juga “PTNB se-Indonesia Berduka, Aset Dinegerikan Dosen dan Tendik di Telantarkan, Deskresi Presiden Prabowo Terbitkan Tahun 2025, Jangan Terlantarkan Kami para SDM Profesional, Deskresi Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) Tahun 2010-2014 Penegerian PTNB, Dosen Tendik Bast (Berita Acara Serah Terima) Terlantar”, dan lainnya.

Mereka, adalah para dosen dan tendik yang sudah lama mengabdi atau sejak berdirinya PNM. Sejak pagi secara bergantian, mereka berorasi dalam rangka aksi solidaritas PTNB se-Indonesia.

Seorang orator aksi damai menguraikan, terkait tuntutan adanya perubahan dari P3K (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) menjadi PNS. Mengingat tuntutan ini, sudah dilakukan hampir lebih dari 13 tahun dengan berbagai dinamika yang dilalui.

Saat itu dari perubahan, kita sebelumnya menjadi pegawai yayasan. Kemudian berubah lagi, menjadi pegawai P3K hingga sekarang. Hal itu, tentunya sebagai solusi yang pertama.

“Pada hari ini, kami bersama-sama berjuang untuk mendapatkan haknya diakui sebagai PNS,” ujar Muhammad Supriyanto, dosen PNM juga koordinator aksi yang langsung disambut dengan yel-yel oleh peserta aksi lainnya hingga menegaskan bahwa ‘PNS adalah harga Mati’, Kamis 15 Mei 2025.

Tentunya dalam aksi damai ini, lanjut dia, telah mendapat dukungan dan kesepakatan bersama oleh 40 orang dosen, tendik dan pimpinan, yakni sesuai dengan BAST pada saat penyerahan aset kita kepada kementerian untuk perubahan status universitas PNM.

Aksi solidaritas PTNB selain digelar di PNM, juga dilakukan secara serentak oleh beberapa perguruan tinggi lainnya, yang mempuyai aset yang sama dengan kita. Untuk mendapatkan haknya status PNS, kita akan melanjutkan perjuangan bersama-sama pada tanggal 21 Mei 2025 di Istana Negara di Jakarta.

“Tujuan aksi di Istana Negara dalam rangka untuk mengingatkan kembali komitmen Presiden RI, yang semula sudah menyatakan bersedia untuk mengangat P3K dari pelimpahan aset menjadi PNS,” katanya.

Disela aksi damai, Muhammad Supriyanto juga berkenan meluruskan bahwa kegiatan yang dilakukan dosen dan tendik PNM adalah buka aksi demo. Tetapi, aksi damai yakni dalam artian apa? Karena aksi damai itu, adalah kita memang betul-betul jauh dari anarkis dan sebagainya.

Saat ini, kita serentak 35 PTNB se-Indonesia pada Kamis 15 Mei 2025 memutuskan bahwa peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini adalah hari berduka bagi 35 PTNB se-Indonesia. Oleh karena itu atas seijin pimpinan, perangkat, pejabat yang ada, kita diminta untuk melakukan aksi damai.

“Tuntutannya adalah sama, yaitu peralihan status P3K PTNB BAST menjadi PNS. Seperti itu, tuntutan kami. Karena apa? P3K itu, tidak cocok untuk kami para dosen dan tendik. Apalagi kami ini, para pendiri sebelum hingga yang mendirikan PNM,” terangnya.

Untuk itu, lanjut dia, aksi damai ini sudah dirancang betul sesuai kesepakatan bersama juga dengan pimpinan yang hari ini adalah aksi serempak seluruh kampus PTNB se-Indonesia. Bahkan, disepakati juga adanya aksi yang kedua atau lanjutan pada tanggal 21 Mei 2025 di depan Istana Merdeka.

Seluruh dosen se-Indonesia awalnya berjumlah 5000 sekian, karena perjalanan panjang, susah demi susah, sehingga akhirnya ada yang tidak kuat, keluar, pensiun, ataupun meninggal dunia. Ditengah-tengah perjalanan, kita tinggal 3200 orang dosen dan tendik, itu pun tidak kuat lagi.

Namun sampai pada hari ini, tinggal 2600 an sekian dosen dan tendik. Untuk tuntutannya, sama nanti tanggal 21 Mei 2025 itu adalah serempak di PTNB se-Indonesia dengan kekuatan penuh kisaran angka 2000 an dosen dan tendik.

“Sementara itu, sisanya akan melakukan aksi damai di depan Istana Merdeka dengan tuntutan yang sama, yaitu peralihan status dari P3K PTNB BAST ke PNS. Jadi, kita tidak menuntut pengangkatan, tidak. Tetapi peralihan status,” ungkapnya, lagi.*(al/madiuntourism.com)

error: