Menjalin Usaha Bersama

logo

Wamen Ekraf Apresiasi Film Cyberbullying, Dukung Ruang Digital yang Sehat

Jumat, 4 Juli 2025

Jakarta, 2 Juli 2025 — Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menghadiri pemutaran khusus film Cyberbullying di CGV Grand Indonesia. Wamen Ekraf Irene menyebut film itu sebagai momen reflektif dalam merespons isu kekerasan digital terhadap anak-anak dan remaja.

“Cyberbullying is real dan harus kita hadapi bersama. Kalau sudah terjadi, kita harus tahu what to do next. Film ini mengajarkan proses healing yang benar, bukan sekadar liburan, tapi ada teknik dan pendekatan yang dalam. Bahkan dunia maya pun bisa menjadi bagian dari solusi jika diisi pergaulan yang sehat. Itu sebabnya peran guru, orang tua, dan komunitas digital sangat penting,” ujar Wamen Ekraf Irene usai pemutaran khusus film Cyberbullying pada Rabu, 2 Juli 2025.

Wamen Ekraf Irene juga mengapresiasi film ini sebagai karya yang tidak hanya menyentuh tetapi juga relevan. Wamen Ekraf Irene menilai karya ini penting untuk membangun kesadaran publik.

“Film ini menyampaikan pesan tentang empati, keberanian, dan literasi digital secara kuat dan menyentuh. Karya seperti ini penting karena bisa mengedukasi sekaligus menggerakkan publik. Dan itu sejalan dengan visi Kementerian Ekraf dalam mendukung ekosistem kreatif yang berdampak,” ujarnya.

Selain itu Wamen Ekraf Irene menambahkan bahwa Kementerian Ekraf terus mendorong penguatan ekosistem perfilman nasional yang merupakan sektor strategis dalam ekonomi kreatif. Upaya ini dilakukan melalui peran aktif sebagai jembatan antara sineas dan mitra strategis.

“Harapannya, semakin banyak sineas dan rumah produksi yang mampu menghadirkan karya berkualitas, memperkuat industri, dan membawa cerita Indonesia ke panggung dunia. Untuk itu, kolaborasi adalah kunci—baik antar kementerian, dengan komunitas kreatif, maupun pelaku industri,” tambah Wamen Ekraf Irene.

Di tempat yang sama Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA) Veronica Tan yang turut hadir dalam kegiatan ini menegaskan bahwa isu cyberbullying adalah tanggung jawab kolektif. Dia mengatakan semua pihak mulai dari rumah hingga negara harus bisa memastikan lingkungan sehat bagi generasi muda.

“Cyberbullying bukan hanya urusan guru atau orang tua, tapi tanggung jawab bersama. Yang paling penting adalah membangun ketahanan diri anak sejak dini dan memastikan proses pemulihan berjalan dengan dukungan semua pihak—terutama keluarga dan lingkungan terdekat,” ujar Wamen PPPA Veronica Tan.

Film Cyberbullying bercerita tentang Neira Kanjera (13), siswi SMP berprestasi yang hidupnya berubah drastis akibat video viral yang menuduhnya melakukan hal tak pantas. Hujatan publik membuat Neira terpuruk, hingga dipindahkan ke rumah kakeknya di pinggiran kota. Di sana, ia perlahan bangkit dengan membentuk komunitas kecil dan belajar kembali percaya pada dirinya sendiri hingga akhirnya berani menghadapi masa lalunya.

Film ini menjadi pengingat akan pentingnya membangun ketahanan psikologis generasi muda, serta menciptakan ruang digital yang lebih empatik. Kementerian Ekraf percaya bahwa karya kreatif seperti film ini memiliki kekuatan untuk membuka ruang dialog, membangun empati, dan mendorong aksi kolektif.

Turut hadir dalam pemutaran ini Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Isyana Bagoes Oka serta Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti.*(sumber:ekraf.go.id)

error: