Menjalin Usaha Bersama

logo

Lomba Perpus Desa, Disperpusarsip Kab. Madiun Targetkan Minat Baca Meningkat

Selasa, 29 April 2025

MADIUN – Sedikitnya 6 dari 20 peserta mengikuti lomba perpustakaan desa yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusarsip) Kabupaten Madiun meraih tiket final perpustakaan desa/kelurahan terbaik tingkat Kabupaten Madiun tahun 2025.

Untuk itu, dewan juri lomba perpustakaan desa atau kelurahan terbaik tingkat Kabupaten Madiun memutuskan dan menetapkan juara harapan III dengan nilai 275 diraih perpustakaan Nugroho Desa Ngampel, harapan II dengan nilai 295 diraih perpustakaan Mulyo Abadi Desa Palur, dan harapan I dengan nilai 315 diraih perpustakaan Pusaka Pintar Desa Pulerejo.

Sedangkan juara III besar dalam lomba perpustakaan terbaik tingkat Kabupaten Madiun dengan nilai 320 diraih perpustakaan Sumber Ilmu Desa Klecorejo, juara II dengan nilai 330 diraih perpustakaan Cerdas Desa Jenis, dan juara I dengan nilai 335 diraih perpustakaan Flamboyan Desa Pule.

Selain sertifikat, masing-masing juara lomba perpustakaan terbaik tingkat Kabupaten Madiun tahun 2025 juga menerima uang pembinaan yakni juara I senilai Rp5.000.000, juara II Rp4.000.000, dan juara III Rp3.000.000.

Disela itu, Kepala Bidang Pelayanan Perpustakaan Disperpusarsip Kabupaten Madiun, Pentalianawati menyampaikan kegiatan final lomba perpustakaan desa/kelurahan terbaik ini, merupakan program Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Pusat tahun 2025.

Karena itu, Disperpusarsip Kabupaten Madiun tinggal melaksanakan semuanya yakni berdasarkan petunjuk teknis (Juknis) Perpusnas pusat. “Kami tinggal melaksanakannya. Alhamdulillah dengan adanya efisiensi kemarin, anggaran DAK Non Fisik itu tidak termasuk,” ujarnya, Selasa 29 April 2025.

Selanjutnya, lanjut dia, Disperpusarsip bisa melaksanakan lomba perpustakaan desa atau kelurahan terbaik tahun anggaran (TA) 2025 ini. Untuk tahapannya, kita pertama melaksanakan kegiatan sosialisasi, dan mengirim borang. Borang itu, adalah formulir atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengungkapkan data serta informasi.

“Jadi, semua administrasi perpustakaan desa dikirim lewat google drive. Hasilnya 20 perpustakaan desa ini, langsung ngelink (konteks web atau internet) ke dewan juri lomba,” katanya.

Menurutnya dari 20 peserta lomba itu, dewan juri menyeleksi 6 peserta yang nantinya akan diadakan kunjung lapang. Selama dua hari mulai 23 hingga 24 April, alhamdulillah dewan juri bersama Disperpusarsip telah menyelesaikan kunjung lapang ke 6 peserta lomba tersebut. Tanggal 29 April 2025 ini, kita umumkan untuk pemenangnya.

Sedangkan untuk kriteria penilaian, kita mengirim administrasi dari sisi regulasi dan perlengkapan semuanya. Kemudian dari kunjung lapang, kita melihat apa yang menjadi inovasi-inovasi, dan kebenaran yang sudah dikirimkan.

Apakah benar, itu jumlah bukunya? Berikutnya, adalah kelengkapan dari sisi adminitrasi manajemennya, apakah itu sudah lengkap atau belum? Langkah selanjutnya, kemanfaatan perpustakaan itu sendiri seperti apa?

“Karena tahapan-tahapan dan indikator yang harus kita nilai, memang seperti itu. Untuk itulah, yang penting adalah perpustakaan itu berkegiatan untuk masyarakat di desa,” jelasnya.

Ia berharap kepada para peserta yang memenangkan lomba perpustakaan desa terbaik, mengingat ini adalah tidak merupakan endingnya. Tetapi, awal bagaimana terus meningkatkan perpustakaan. Sehingga, apa kekurangan-kekurangan perpustakaan tersebut. Tentunya, hal ini juga bisa dilihat saat mengikuti lomba seperti ini.

Namun, bagi desa yang belum memiliki perpustakaan desa atau yang sudah punya ‘pojok baca’, tetap semangat bagaimana meningkatkan SDM (sumber daya manusia)-nya dengan cara kita memberikan dukungan, yakni memberikan ‘pojok baca’ ataupun perpustakaan di desa-desa atau kelurahan.

Karena, kita tahu bahwa wilayah Kabupaten Madiun dari sisi geografisnya luas sekali, sehingga tidak mungkin semua ke perpustakaan daerah yang berada di ‘Caruban Literasi Hub’, Kecamatan Mejayan. Tetapi, dengan hadirnya perpustakaan desa atau TBM (taman bacaan masyarakat) yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri, minimal dapat membantu.

“Golnya meningkatkan minat baca, sehingga IPM (indeks pembangunan manusia)-nya meningkat. Jadi, PM (pembangunan manusia)-nya menunjang disitu. Kalau PM-nya meningkat, insyaalloh masyarakatnya sejahtera. Literasi meningkat, masyarakat sejahtera,” terangnya.

Pentalianawati menambahkan setidaknya kalau perpustakaan itu, minimal harus ada 1000 koleksi buku. Hal itu, tentunya syarat setiap desa atau kelurahan yang mengikuti lomba perpustakaan desa tingkat Kabupaten Madiun.

Untuk itu, pihak pemerintah desa/kelurahan harus mendukung atau setidaknya turut melengkapinya dengan buku pengetahuan sosial, umum, dan termasuk terapan/tips memasak dan sebagainya.

“Jadi, harus lengkap ya, ada buku bermanfaat dan sisi positifnya untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa. Minimal sudah mewakili dari itu semua ya. Kita arahkan untuk Asta Cita, masuk di situ,” ungkapnya.*(al/madiuntourism.com)  

error: