Menjalin Usaha Bersama

logo

Kunker di Madiun, Gubernur Khofifah Borong Pisang Ngebel Rp1,7 Juta

Sabtu, 29 Maret 2025

MADIUN – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa kunjungan kerja (kunker) di Madiun. Sesampainya di Madiun, Gubernur langsung meninjau Pasar Besar (PB) yang berada di Jalan Panglima Sudirman, Kota Madiun.

Keberadaan Gebernur selama di PB Madiun, tak hanya memantau stok barang hingga harga kebutuhan pokok saja. Tetapi, juga melakukan aksi borong sejumlah kebutuhan pokok yakni telur ayam, daging sapi, buah pisang, dan sebagainya.

Seusai keling, meninjau sejumlah lapak dan membeli sejumlah bahan pangan yang ada di PB Madiun. Gubernur, juga menyempatkan waktu untuk menyerahkan bingkisan kebutuhan pokok kepada warga kurang beruntung yang menunggu didepan PB Madiun.

Selesai di PB Madiun, Gubernur melanjutkan kunker untuk meninjau stand pasar murah yang berada di Lapangan Desa Dimong, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun. Selama berada di stand pasar murah, Gubernur kembali melanjutkan aksi borong kebutuhan pokok untuk dibagikan kepada warga kurang beruntung.

Ny. Tari (65), seorang warga Jalan Pendowo No.7 Kota Madiun yang merupakan pedagang buah pisang di PB Madiun, hari Sabtu 29 Maret 2025 mengaku sangat senang gembira. Karena beberapa jenis buah pisang yang di jual di lapak miliknya, tak terduga bakal di borong oleh orang nomor satu di Jawa Timur yakni Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Gubernur memborong beberapa jenis buah pisang yakni pisang kepok kuning seharga Rp250.000 per tundun, pisang rojo Rp300.000 per tundun, pisang ambon 2 tundun Rp320.000, pisang rojo wangi 5 sisir Rp100.000. Gubernur belanja buah pisang di PB Madiun mencapai Rp1.070.000,-

“Setelah Gubernur Ibu Khofifah memborong buah pisang, ya saya sangat senang bahagia. Karena, pisang dagangan saya banyak dibeli Ibu Khofifah. Semoga Ibu Khofifah lancar kerjanya, mudah rezekinya, selalu sehat supaya bisa bekerja seterusnya,..aamin..,” ujarnya.

Ia berjualan buha pisang di PB Madiun sudah 20 tahun lebih. Sedangkan buah pisang yang di jual di lapak miliknya, berasal/kulakan dari kawasan ngebel yang merupakan lereng Pegunungan Wilis.

“Saya tidak pernah kulakan buah pisang yang ada di daeran Madiun dan sekitarnya. Karena, buah pisang di sini jika sudah matang tidak bisa bertahan waktu lama,” katanya.

Menurut dia, bedanya buah pisang dari kawasan ngebel kalau mateng, terlihat warnanya kuning cerah. Sedangkan buah pisang daratan Madiun dan sekitarnya, matangnya juga beda agak kuning kusam.

“Kulakan buah pisang asal kawasan ngebel lereng Pegunungan Wilis, memang sedikit mahal dibanding dengan harga di Madiun dan sekitarnya yang lebih murah,” tuturnya.

Ia berharap kedepan daya beli buah pisang serta kebutuhan lainnya di PB Madiun semakin lancar. Memang selama Ramadah 1446 H ini, penjualan buah pisang di sejumlah lapak agak lambat, termasuk dialami oleh dirinya.

Sehingga lambat laun, bagian kulit buah pisang mengalami perubahan warna dari kuning cerah menjadi kusam hingga blonyoh. “Bagian dalamnya pun semakin rusak, sehingga tak bisa di jual,” tandasnya.*(al/madiuntourism.com)

error: