MADIUN – Sore itu, cahaya redup matahari mulai perlahan tenggelam. Terlihat gemerlap lampu berbagai jenis, dan ukuran mulai menghiasi lingkungan Pusat Pemerintah (Puspem) Kabupaten Madiun yang ada di Kota Caruban, Jawa Timur.
Menara Masjid Quba yang menjulang tinggi selalu nampak eksotik, karena perpaduan sorot lampu yang juga turut serta menghiasi kawasan Alun-alun Reksogati yang bersebelahan dengan gedung ‘Kampung Pesilat Indonesia’ Kabupaten Madiun masuk wilayah Kecamatan Mejayan.
Waktu sore perlahan petang, puluhan pedagang kaki lima atau tergabung dalam paguyuban UMKM (usaha, mikro, kecil, dan menengah) Kecamatan Mejayan yang memadati sekeliling Alun-alun Reksogati, sibuk pembuka lapaknya masing-masing. Terlihat sejumlah orang juga tengah melakukan transaksi pembelian kuliner makanan dan minuman (Mamin) olahan lokal, yang merupakan khas Kabupaten Madiun.
Gemerlap lampu yang eksotik itu, juga terlihat membelah Jalan Raya MT. Haryono yang menghubungkan dari/ke Kantor Puspem Kabupaten Madiun, Kota Caruban, jalur Madiun – Surabaya, Pasar Caruban Baru, dan jalur Kabupaten Ngawi. Namun, dibalik Jalan Raya MT. Haryono juga terdapat event menarik yang di pusatkan di gedung ‘Kampung Pesilat Indonesia’ Kabupaten Madiun.
Tepatnya hari Minggu 02 November 2025, terselenggara event yang menarik perhatian masyarakat yakni ‘Sore di Kabupaten’ yang diinisiasi oleh Bidang Pengembangan Pariwisata (Bidpengpar) Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Madiun.
Saat memasuki pintu gerbang ‘Kampung Pesilat Indonesia’ Kabupaten Madiun, terlihat ratusan kendaraan roda dua maupun empat, telah memenuhi area parkir yang disediakan. Selain itu, masyarakat dari berbagai kalangan tengah berjubel memadati ruang terbuka hijau (RTH) yang ada disebelah kanan gedung tersebut.
Mereka adalah remaja yakni pemuda pemudi bahkan dewasa secara berkelompok tengah duduk santai di atas rumput yang beralaskan karpet anti air, sembari menikmati secangkir kopi atau minuman lain serta berbagai kuliner yang berada di atas meja dan kursi berukuran mini itu.
Terlihat mereka asyik berbincang satu sama lain, sembari menikmati perpaduan lampu hias berwarna-warni yang terpancar eksotik dari area group musik yang menggema mengalunkan sejumlah lagu apik milik dewa19. Sementara pengunjung lainnya, juga terlihat masih sibuk memilih/pemesan minuman hangat serta sejumlah kulineran yang di sukainya.
Mengingat di area RTH yang berada disebelah kanan gedung ‘Kampung Pesilat Indonesia’ oleh penyelenggara sengaja dihadirkan sejumlah tenant/lapak sajian kuliner dan minuman yang tidak sama dengan lapak lainnya. Sehingga, pengunjung yang hadir di event asyik ‘Sore di Kabupaten’ itu bebas memilih Mamin olahan lokal yang telah disajikan di lapak-lapak UMKM tersebut.
Event asyik ‘Sore di Kabupaten’, meski beralaskan karpet anti air yang terbentang di atas rumput dengan teduhan rimbunan dedaunan berbagai jenis pohon? Tapi asyik, dan merasakan relaksasi diri atau bersama pengunjung lain di bulan November 2025 ini. RTH ‘Kampung Pesilat Indonesia’ malam itu, suasana pengunjung semakin berjubel penempati sejumlah meja dan karpet anti air yang disediakan oleh penyelenggara event.
Misalkan terasa jenuh di RTH, pengunjung yang hadir dalam event asyik ‘Sore di Kabupaten’ juga bisa rileks sejenak untuk menyaksikan e-Football competition dan Game Online yang mengusung tema ‘Perang Bintang Sekolah’ yang berada disisi maupun dalam gedung ‘Kampung Pesilat Indonesia’ Kabupaten Madiun di Kota Caruban.
Membranding Kabupaten Madiun
Kepala Bidpengpar yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas (Sekdin) Disparpora Kabupaten Madiun, Mokh. Hamzah Nugrohanto menyebutkan bahwa kaitannya dengan event ‘Sore di Kabupaten’ itu yakni awalnya memang Disparpora telah diberi tugas oleh Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto.
Tugas ini, tentu yang berkaitan dengan bagaimana kawasan RTH dan gedung ‘Kampung Pesilat Indonesia’ yang ada di lingkungan Puspem Kabupaten Madiun menjadi sebuah destinasi baru, intinya itu. Sehingga, kedepannya nanti menjadi jujukan masyarakat Kabupaten Madiun ataupun luar daerah untuk beraktivitas.
Disparpora diberi tugas untuk memunculkan embrio-embrio itu, yang selanjutnya akan digunakan sebagai pemasokkan branding Kabupaten Madiun yakni ‘Kampung Pesilat Indonesia’ Kabupaten Madiun.
Berkaitan dengan penugasan Bupati Madiun, Disparpora sebelum terlaksananya event ‘Sore di Kabupaten’ ini juga telah mengadakan kurasi terlebih dulu yakni fokus dari kegiatan Bidang Pengembangan Pariwisata, itu ada di pemudanya.
“Jadi, kalangan pelajarnya itu fokus kegiatan kami. Makanya ‘Sore di Kabupaten’ itu, kami desain ‘memang kegiatan itu untuk pemuda-pemuda dan pelajar-pelajar yang ada di Kabupaten Madiun,” ujarnya, Minggu 02 November 2025 malam.
Menurutnya setelah kurasi beberapa pelajar melalui 12 sekolahan yang ada di Kabupaten Madiun, maka ketemulah dengan konsep semacam itu. Karena memang itu, dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk itulah, Disparpora tidak bisa memaksakan konsep kita sebagai ASN (aparatur sipil negara) atau pemerintah.
Sehingga, kita harus singkirkan dulu konsep itu. Mengingat, kita harus dengar dulu dari sasaran yakni capaiannya itu semacam apa? Namun, kedepannya baru kita adopsi ke kegiatan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Madiun. Sebab, Bupati Madiun menginginkan outputnya bagaimana?
Intinya adalah bagaimana caranya kawasan gedung ‘Kampung Pesilat Indonesia’ Kabupaten Madiun itu, bisa rame untuk dilakukan aktivitas sepanjang hari. Memang secara prinsip, berkaitan dengan pelajar yang di kurasi yakni mulai dari SMP sampai dengan SMA. Karena, memang kebutuhan untuk aktualisasi diri terkait dengan pemuda mulai nampak pada SMP, dan SMA.
Sedangkan untuk semacam ‘kampus’, memang kita tidak punya kampus itu. Terselenggaranya dua kegiatan dalam event asyik ‘Sore di Kabupaten’ itu, sebenarnya adalah satu branding yang nantinya diharapkan tahun 2026 nanti, itu ada sesi dua. Saat ini, sesi satu di tahun 2025 akan dilaksanakan dengan event yang sama sebanyak 12 kali. Event ini, dilaksanakan setiap hari minggu malam senin, hingga akan berakhir pada tanggal 30 November 2025 mendatang.
“Jadi, event ‘Sore di Kabupaten’ ini, hanya kalau kita ngomong itu adalah sebuah kereta api atau KA. Maka, ‘Sore di Kabupaten’ hanya lokomotif saja, sedangkan gerbongnya itu play game bebas. Ini bebas dalam artian, itu mau dipakai apa saja bisa,” katanya.
Mencari Bibit Atlet Olahraga Elektronik
Ia mencontohkan bahwa kita untuk saat ini adalah play game’kan dengan esport atau olahraga elektronik, yang outputnya itu nanti yang bisa memunculkan atlet-atlet yakni di bawah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), seperti esport-nya di cabang olahraga atau Cabor. Cabornya yang esport, sehingga kita sudah punya atlet-atlet yang terkait dengan esport berkaitan dengan hal tersebut.
Apabila di tahun 2026 nanti, atlet-atlet ini mau dipakai ke event Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) dan sebagainya, itu kita yaitu Kabupaten Madiun sudah mempunyai atlet. Lainnya adalah game esport populer, yang merupakan permainan anak-anak muda seperti mobile legends, dan sebagainya.
Selain itu, Disparpora juga memasukkan kaitannya dengan silat kids atau pencak silat untuk anak-anak. Disampaikan syukur alhamdulillah, beberapa hari lalu juga ada yang dari perguruan silat tapak suci sudah bisa merealisasikan. Bahkan antusiasmenya para pesilat anak ini, ternyata luar biasa.
Terus kita taking in (fase pertama)-kan juga gerbong lagi yakni kaitannya dengan pramuka. Syukur alhamdulillah pramuka kapan hari, juga antusiasmenya sangat istimewa sekali. Bahkan, mereka berharap di tahun 2026 tidak hanya dilakukan satu kali saja kegiatan serupa, tapi juga bisa sampai bertahap.
“Kemarin ada 15 sekolah tingkat SMP sebagai pesertanya. Sedangkan yang tingkat SMA ini, sebagai panitianya. Jadi, kami juga melibatkan kepanitiaan kegiatan ini, benar-benar memang dari pelajar itu sendiri,” terangnya.
Masyarakat Hendaki Event Serupa di Gelar Lagi
Dampak dari event asyik “Sore di Kabupaten’ ini diakui Hamzah, hingga sampai saat ini, pihaknya terus menerima masukkan yang bersifat positif dari masyarakat. Disparpora sendiri pernah uji sampling kebeberapa pengunjung, dan selanjutnya juga kepada masyarakat lain yang tidak sedang berada di event ‘Sore di Kabupaten’ ini.
Disampaikan syukur alhamdulillah, feedbacknya semua itu baik dan justru menginginkan di tahun 2026 nanti di adakan event serupa lagi. Sehingga dari ‘Sore di Kabupaten’, pada akhirnya kita mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat.
“O.., ternyata di Kabupaten Madiun khususnya di Kota Caruban itu ada perkumpulan DJ (disc jockey), perkumpulan Hip hop, dan perkumpulan Breakdance. Itu pun baru muncul sekarang ini, ketika ada event ‘Sore di Kabupaten’. Mereka baru nampak, o,, ternyata ada ini, itu dan sebagainya,” urainya.
Ia juga mengungkapkan bakat atau kreativitas-kreativitas muda itu, bisa nampak di event ‘Sore di Kabupaten’, dan kita akan berikan ruang seluas-luasnya kepada mereka. Untuk itu, kepada pemuda-pemudi multi talenta yang ada di Kabupaten Madiun, silakan jika berkenan untuk tampil di ruang publik dalam event ‘Sore di Kabupaten’. Terkait sound syestem tak usah khawatir, karena sudah kita siapkan di lokasi.
Tapi, tetap menyesuaikan dengan temanya ‘Sore di Kabupaten’, dan saran kita adalah anak-anak muda. Berkaitan dengan genre-genre musik yang bisa dinikmati pada zamannya anak-anak muda, itu boleh ditampilkan di event tersebut. Sehingga, kita tidak bisa serta merta ‘wes pokoke (ya sudah) setiap musik boleh ditampilkan?, tentu tidak.
Kita juga harus mengkurasi jenis musiknya yang akan ditampilkan di event ‘Sore di Kabupaten’. Mengingat itu, juga berkaitan dengan konsumen. Artinya ‘jangan sampai’ konsumen merasa seumpamanya, ‘mohon maaf bukan berarti kita mendiskreditkan untuk musik rock. Tapi, begitu di event ini ditampilkan rock, wah tentunya tidak pas. Untuk itulah, konsepnya tetap harus kita pertahankan.
Yuk Berburu Kuliner, 14 Tenant Turut Meriah Event
Sejak event ‘Sore di Kabupaten’ di gelar, menurut dia, UMKM kita juga sangat antusias setiap harinya tetap buka lapak. Karena tingginya antusiasme UMKM, maka kita tekankan agar produk kuliner atau minuman yang disuguhkan di lapak harus berbeda yakni tidak boleh sama.
Walaupun untuk beberapa hari ini, sebelum pelaksanaan event sorenya wilayah Kota Caruban telah diguyur hujan. Tapi, pas hari minggu tanggal 02 November 2025 malam seninnya hujan sudah reda. Syukur alhamdulillah semua jenis makanan yang ada di 14 tenant itu, sebelum jam 20.30 WIB sudah sold out atau terjual habis.
Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa itu tidak di tambah? Jawab, Hamzah, adalah bisa. Tapi, saat ini yakni bagaimana caranya membuat semua ‘dagangan’ itu, terbeli oleh pengunjung dengan sempurna, dan omset bisa maksimal. Tentu, kita butuh strategi juga termasuk dengan apa saja yang boleh di jual?
Sebab, salah satu SOP (Standar Operasional Prosedur)-nya atau kriteria untuk setiap tenant yang ada itu, adalah tidak boleh kembar lebih dari dua terkait barang dagangannya. Maksimal boleh dua jenis produk makanan, tentu lebih itu tidak boleh.
“Semua jenis makanan dan minuman yang masuk di tenant event ‘Sore di Kabupaten’ sudah kami kurasi, dan filter. Insyaalloh semua makanan yang ada di 14 tenant itu, tidak ada yang tidak enak. Pasti, semua enak-enak. Ayo, kita buktikan bersama datang di event ‘Sore di Kabupaten,” tegasnya.
Ajang Penyaluran Talenta Pemuda
Hamzah menyampaikan respon masyarakat dengan adanya ‘Sore di Kabupaten’, tentu berharap event seperti ini dapat diteruskan sebagai ajang penyaluran talenta pemuda-pemuda Kabupaten Madiun. Dampaknya adalah geliat UMKM kita, turut mengambil bagian setidaknya sumber penghasilan mereka juga bertambah.
Terkait event ini, memang ada beberapa kali masukan dari masyarakat kepada Disparpora yang nota bene, itu nanti akan kita jadikan evaluasi pada sesi kedua di tahun 2026 mendatang.
Tahun 2025 ini, memang kita namakan ‘Sore di Kabupaten’ atau mungkin pada season kedua di tahun 2026, bisa lebih sempurna dari event saat ini. Pertama pada intinya, event ini memang fokus dulu pada brandingnya. Artinya bagaimana branding itu, biar bisa saklek dulu.
Lalu yang kedua dengan adanya event ‘Sore di Kabupaten’ season satu ini, ternyata mengakibatkan banyak sekali muncul ide-ide baru dari masyarakat itu sendiri. Sehingga, ide-ide itu nanti akan kita gunakan di season dua tahun 2026 mendatang.
“Terima kasih untuk beberapa orang yang sudah memberikan masukan ke kami. Itu, nanti akan kami kurasi lagi untuk bisa masuk ke season dua. Jadi, nanti itu kemungkinan besar konsepnya akan berubah dengan season yang pertama. Tunggu kejutan selanjutnya,” tandasnya.
KA BIAS Moda Transportasi Antar Daerah
Sejak diresmikan Bupati Madiun’ H. Hari Wuryanto didampingi Vice President PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun’ Suharjono, kini kereta api (KA) Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) relasi Caruban, Madiun-Solo sebagai moda transportasi alternatif antar daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Karena itulah, masyarakat bisa memanfaatkan KA BIAS ini sebagai moda transportasi perjalanan baik dari/ke Stasiun Caruban – Stasiun Madiun, atau Madiun – Solo Jawa Tengah, Stasiun Caruban – Solo Jawa Tengah PP. Untuk dapat mengunjungi daerah-daerah yang akan dituju, masyarakat tinggal menyesuaikan waktu perjalanan KA tersebut.
Masyarakat di luar daerah yang ingin melakukan perjalanan ke destinasi wisata yang ada Kabupaten Madiun, juga bisa menggunakan moda transportasi KA BIAS. Mengingat di Kabupaten Madiun terdapat sejumlah destinasi wisata yang layak di kunjungi seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata religi, wisata budaya, dan sebagainya.
Sumber data Humas KAI (Persero) Daop 7 Madiun menguraikan bahwa perjalanan KAI BIAS dari Stasiun Caruban ke Stasiun Madiun PP cukup di tempuh dengan waktu selama 16 menit. Keberangkatan KA BIAS dari Stasiun Caruban menuju Stasiun Madiun hingga Stasiun BIAS Solo sesuai jadwal dua kali perjalanan yakni pukul 05.40 wib dan pukul 11.00 wib.*(al/madiuntourism.com) 



















