Menjalin Usaha Bersama

logo

Kementerian Ekraf Rancang Aksi dengan Federasi Serikat Musisi Demi Perkuat Ekosistem Musik

Rabu, 25 Juni 2025

Jakarta, 18 Juni 2025 — Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menerima audiensi Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI) untuk membahas kolaborasi nyata dalam memperkuat ekosistem musik nasional. Pertemuan ini menjadi ruang dialog terbuka untuk menyamakan visi dan menyusun langkah strategis menjadikan musik sebagai motor penggerak ekonomi kreatif.

“Musik adalah fondasi dari banyak subsektor kreatif lainnya. Ketika musisinya kuat—dari sisi karya, bisnis, hingga perlindungan profesi—maka sektor lainnya juga ikut terdorong. Karena itu, penting bagi kami untuk duduk bersama komunitas seperti FESMI, tidak hanya untuk mendengar kebutuhan mereka, tapi langsung merancang aksi nyata,” ujar Wamen Ekraf Irene dalam audiensi yang berlangsung di Autograph Tower, Jakarta pada Rabu, 18 Juni 2025.

Wamen Ekraf Irene menegaskan bahwa pendekatan Kementerian Ekraf bukan hanya berbasis kajian, tapi juga eksperimen terukur yang melibatkan komunitas secara langsung. Untuk audiensi ini, Wamen Ekraf Irene akan menjajaki peluang kolaborasi berkelanjutan.

“Kami tidak ingin hanya mengkaji, tapi juga bergerak. Kalau perlu, kita coba dulu, sambil terus evaluasi. Kita perlu ekosistem yang tangguh dan siap menghadapi tantangan industri hari ini,” ucap Wamen Ekraf Irene.

FESMI adalah federasi yang mewadahi delapan serikat musisi di berbagai wilayah Indonesia. Berdiri sejak 2020, FESMI fokus pada pemberdayaan, perlindungan profesi, dan penyusunan rekomendasi kebijakan demi ekosistem musik yang berkelanjutan. Dalam diskusi tersebut, FESMI menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku musik dan pemerintah, bukan sekadar dalam bentuk kebijakan, tetapi juga aksi nyata yang langsung menyentuh kebutuhan komunitas.

“Banyak yang bertanya, kenapa Kementerian Ekraf diajak bicara juga. Karena kami ingin mencari jalan bersama, what can we do together, supaya kemakmuran ekosistem ini bisa dirasakan secara utuh dan prinsipil. Perlu ada proses yang tidak hanya berhenti di wacana, tapi juga langsung menyentuh kebutuhan nyata komunitas,” ujar Plt Ketua Umum FESMI Cholil Mahmud.

FESMI mengusulkan agar sesi seperti Creative Economy Workshop dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan progres kinerja kementerian secara langsung kepada para musisi dan masyarakat umum. Selain itu, format showcase bisa menjadi ruang potensial bagi produk-produk kreatif Indonesia untuk tampil di hadapan publik yang lebih luas.

Sementara itu Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekraf Agustini Rahayu menambahkan bahwa ekosistem musik tidak cukup hanya kuat secara artistik, tetapi juga harus dibangun dengan fondasi kewirausahaan. Deputi Agustini ingin musisi memiliki mentalitas sebagai pelaku usaha.

“Kami ingin para musisi tidak hanya menjadi seniman, tapi juga punya mentalitas sebagai pelaku usaha. Akselerasi kreatif yang sedang kami dorong adalah bagian dari proses mengedukasi komunitas kreatif untuk siap bersaing secara bisnis, bukan hanya secara karya,” ujar Deputi Agustini.*(sumber:ekraf.go.id)

error: