Menjalin Usaha Bersama

logo

Ini Fakta Keseruan BTR Ultra 2025 dengan Jalur Ekstrem yang Memacu Adrenalin!

Jumat, 13 Juni 2025

 

INDONESIA – Selain dikenal dengan keindahan pantai serta tradisi budayanya yang masih terjaga, Bali juga dikenal sebagai lokasi yang cocok untuk mencoba berbagai aktivitas sport tourism.

Beberapa agenda sport tourism kelas dunia seperti World Surf League (WSL) Champions Tour, Oceanman, Quicksilver Surfing Competition, Motocross Grand Prix, Audax Bali 2021, hingga Bali Triathlon menjadi event tahunan yang paling ditunggu-tunggu oleh para pecinta olahraga ekstrem.

Selain event yang disebutkan tadi, ternyata di Bali juga masih ada kompetisi lari lintas alam yang rutin digelar di setiap tahunnya. Nama event tersebut adalah BTR (Bali Trail Running) Ultra 2025. BTR Ultra 2025 pun telah sukses digelar awal Mei lalu. Yuk, simak bagaimana serunya event ini!

Disuguhi Pemandangan Alam Gunung Batur Serta Jalur yang Menantang

Suksesnya gelaran BTR Ultra 2025 tidak luput dari dukungan Pemerintah Kabupaten Bangli yang bekerja sama dengan komunitas Bali Trail Running (BTR) dan Bank Central Asia (BCA).

Memasuki tahun penyelenggaraan keenam, BTR Ultra 2025 yang digelar pada pada 9 hingga 11 Mei 2025 di Batur Natural Hot Spring, Kintamani, Bali hadir dengan keseruan dan keindahan pemandangan ciamik. Pasalnya, para pesertanya disuguhi pemandangan Gunung Batur yang luar biasa indah.

Meski dimanjakan dengan pesona alam Gunung Batur yang begitu indah, peserta BTR Ultra 2025 juga harus berpacu dengan aturan waktu tempuh yang telah ditetapkan saat berlari lintasan terjal dan penuh tantangan. Di sini dari segi fisik maupun mental benar-benar diuji, Sob!

Sebanyak 4.007 Peserta dari 62 Negara Berkompetisi Demi Raih Juara

Jika di tahun sebelumnya jumlah peserta BTR Ultra hanya diikuti 1.836 orang saja, di tahun 2025 ini pesertanya jauh lebih banyak. Pihak penyelenggara BTR Ultra 2025 mencatat total pesertanya ada 4.007 orang. Ini menandakan bahwa terdapat peningkatan jumlah peserta sebanyak 2.171 orang.

Antusiasme peserta pun tidak cuma dari berbagai daerah, tapi juga dari berbagai negara. Sebanyak 62 negara tercatat ikut ambil bagian di event BTR Ultra 2025. Di antaranya negara Malaysia sebanyak 150 peserta, Amerika Serikat 53 peserta, Inggris 51 peserta, Singapore 47 peserta, Prancis 46 peserta.

Terdapat 5 Kategori Perlombaan

Di tahun ini pihak penyelenggara BTR Ultra membagi ke dalam 5 kategori perlombaan. Yakni 100K, 60K, 30K, 15K dan 7K. Kelima kategori ini memiliki tingkat kesulitan yang berbeda menyesuaikan dengan jarak tempuhnya.

Rute dari perlombaan BTR Ultra 2025 ini terbilang cukup panjang karena harus melewati 12 desa yang terdapat di Kintamani, Bangli dan beberapa wilayah di Kabupaten Karangasem.

Peserta juga melewati beberapa spot destinasi wisata menarik di Kintamani. Di antaranya kawasan Geopark Batur yaitu area iconic black lava, Gunung Batur, area padang pasir culali, hutan pinus Batur.

Di kategori 60K peserta melewati jalur terjal menuju Gunung Abang dan Bukit Trunyan. Sedangkan untuk kategori 100k, peserta melewati rute menuju gunung tertinggi di Bali, yaitu Gunung Agung.

Memiliki Kualifikasi Point Standar Internasional

Dilihat dari sisi reputasi dan kredibilitas penyelenggaraan BTR Ultra 2025 ini bisa dibilang bukan ajang perlombaan sembarangan lho. Soalnya event ini telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh badan internasional untuk ajang ultra trail, khususnya yang terkait dengan pengumpulan poin finisher.

Sistem penilaian resmi yang dikelola oleh sebuah badan internasional tersebut bernama ITRA (International Trail Running Association) Point. Sekedar informasi, poin ini diberikan kepada peserta yang telah berhasil menyelesaikan lomba berdasarkan perhitungan jarak lomba, total elevansi (pendakian), tingkat kesulitan teknis dan juga waktu penyelesaian (cut off time).

Keberadaan poin kualifikasi ini dinilai cukup penting bagi para pelari yang ingin mengikuti lomba internasional bergengsi seperti UMTB (Ultra Trail du Mont-Blanc maupun perlombaan Ultra Trail tingkat dunia lainnya.

Yuk! Jelajahi Wisata Kintamani Usai Berkompetisi di Ajang BTR Ultra 2025

Museum Geopark Batur

Ingin tahu lebih banyak seputar dunia geologi dan gunung berapi di Indonesia? Jika iya, kamu bisa nih mampir sejenak ke destinasi wisata bernama Museum Geopark Batur. Diresmikan pada 1 April 2016  oleh Menteri ESDM Republik Indonesia Sudirman Said, Museum Geopark Batur ini memiliki beberapa daya tarik di antaranya terdapat miniatur Gunung Batur, memiliki pos pengamatan yang berfungsi untuk melihat aktivitas vulkanik di Gunung Batur, dan apa pula ruangan yang menyediakan replikasi keanekaragaman geologi, hayati dan juga budaya.

Harga tiket masuk (HTM) Museum Geopark Batur ini tergolong relatif terjangkau untuk setiap kalangan. Untuk anak-anak dikenakan biaya sebesar Rp15.000 dan untuk orang dewasa Rp20.000.

Bagi kamu yang penasaran, silakan datang aja. Lokasinya di Jl. Raya Penelokan, Batur Sel., Kec. Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali 80652. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Gunung Batur, yaitu sejauh 8,8 kilometer atau sekitar 23 menit.

Desa Adat Trunyan

Jika kamu bosan dengan suasana pantai, mungkin tidak ada salahnya untuk datang ke destinasi wisata satu ini yang bernama Desa Adat Trunyan. Desa ini terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.

Hal menarik di Desa Adat Trunyan adalah keberadaan tradisi pemakamannya yang dinilai jauh berbeda dari kebiasaan masyarakat pada umumnya. Di Desa Adat Trunyan ini peletakan jenazah tidak dikuburkan ke dalam tanah melainkan hanya diletakkan di sebuah pohon besar yang berada di area pemakaman. Pohon besar tersebut bernama Taru Menyan.

Walaupun hanya diletakkan di bawah pohon, dipagari anyaman bambu dan ditutupi dengan kain putih, tapi jenazah tersebut sama sekali tidak menimbulkan bau busuk. Hal ini karena keberadaan Taru Menyan mampu mengeluarkan aroma harum sehingga menyamarkan bau busuk pada jenazahnya.

Oh iya, Sob. Karena destinasi ini terbilang hidden gem, jadi aksesnya terbilang cukup sulit. Jadi dari kecamatan Kuta menuju Kintamani waktu tempuh perjalanannya sekitar 3 jam. Lalu setelah tiba di Kintamani kalian bisa melanjutkannya ke Desa Trunyan. Saat tiba di Desa Trunyan, kalian harus menyeberangi danau Batur menggunakan speedboat dengan waktu tempuhnya sekitar 10 menit. Untuk menggunakan speedboat ini wisatawan dikenakan biaya sebesar Rp 250.000 per orang.

Pura Ulun Danu Batur

Seperti yang kita tahu, agama yang mendominasi di daerah Bali adalah agama Hindu. Hal ini ditandai dengan banyaknya Pura yang dibangun untuk tujuan peribadatan. Di kawasan Kintamani Bali ada sebuah bangunan Pura yang banyak didatangi wisatawan. Pura tersebut bernama Pura Ulun Danu Batur.

Sejak diresmikan pada tahun 1935 silam, Pura Ulun Danu Batur ini dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai pusat energi spiritual yang menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan (konsep Tri Hita Karana).

Selain difungsikan sebagai tempat peribadatan, Pura Ulun Danu Batur ini juga dibuka secara umum untuk para wisatawan. Daya tarik lokasi ini memang cukup memanjakan mata bagi para pengunjungnya. Hal ini karena Pura ini menyajikan pemandangan Gunung Batur, dan juga danau Batur.

Untuk bisa masuk ke kawasan ini, pengunjung dikenakan biaya tiket masuknya sebesar Rp 40.000 untuk orang dewasa, dan Rp 20.000 untuk anak-anak. Jika di akhir pekan tiket masuknya sebesar Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp 25.000 untuk anak-anak.

Sedikit catatan untuk kamu yang hendak berkunjung ke sini agar lebih mengedepankan nilai sopan santun dalam berpakaian. Hal ini mengingat kawasan ini merupakan tempat yang dianggap disucikan oleh umat Hindu.

Supaya kamu tidak ketinggalan informasi seputar destinasi wisata, event dan beragam fakta menarik di dalamnya, silakan cek di website indonesia.travel ya. Yuk! Liburan #DiIndonesiaAja agar lebih mengenal ragam budaya serta mendukung peningkatan ekonomi di Indonesia. *(sumber:kemenpar.go.id)

error: