Menjalin Usaha Bersama

logo

Walikota Madiun’ H. Maidi : Tak Ada Bedanya Dengan 6 Negara Terkotor di Dunia

Minggu, 11 Desember 2022

MADIUN- Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun hingga ini terus berbenah yakni melakukan terobosan nuansa baru demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Madiun. Terlihat mulai dari jantung hingga pinggiran Kota Madiun, mendadak disulap menjadi pusat transaksi bisnis/usaha lokal bagi masyarakat terutama para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM-nya.

Selain mengfungsikan aset tanah kosong maupun tidak produktif, Pemkot Madiun juga mengedepankan kelestarian dan kenyamanan lingkungan kota pendekar tersebut. Sehingga usaha kerasnya itu, dapat menghasilkan tingkat kunjungan wisata yang signifikan baik itu masyarakat dalam maupun luar Kota Madiun.

Bahkan setiap pengunjung yang datang di kawasan terbuka hijau yang ada di Kota Madiun itu, dibuat betah/kerasan berlama-lama dilokasi wisata’ karena merasakan kenyamaan dan keamanan. Walikota Madiun’ H. Maidi sendiri tetap berlaku tegas, terutamanya pada sistem pengelolaan kawasan terbuka hijau yang ada di Kota Madiun.

Sehingga wajar jika setiap kawasan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Madiun itu, wajib bersih atau istilahnya “tak ada sehelaipun daun atau sampah plastik/kertas” berada dilingkungan destinasi wisata yang dimiliki Kota Madiun.

Walikota Madiun’ H. Maidi disela-sela acara mengungkapkan terkait sektor wisata di Kota Madiun, memang butuh perhatian serius oleh semua pihak termasuk dari masyarakatnya itu sendiri. Sebab jika masyarakat itu tidak peduli atau menjaga kebersihan lingkungan, maka sebagus apapun destinasi wisata yang ada pasti akan kotor. Karena mereka membuang sampah disembarang tempat, meski disejumlah titik lokasi wisata disediakan bak sampah.

Jadi begini, dimana pun destinasi wisata itu bagus dan nyaman? Itu orang atau pengunjung yang datang, pasti ingin berlama-lama di tempat tersebut. Contohnya di Kota Madiun sekarang? Orang datang, lalu foto-foto. Setelah foto-foto, mereka pasti makan/minum. Berarti mereka datang di Kota Madiun membuang uang, iya kan?,” katanya seusai menerima piagam penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dihalaman Balai Kota Madiun, Sabtu 10 Desember 2022.

Tetapi setelah melihat waktu dirasa belum malam, lanjut dia, tentunya mereka juga akan menanti hingga malam hari, karena semua lampu yang ada menyala luar biasa. “Hari ini tidak bisa nyala, karena siang. Mereka pasti menunggu hingga malam hari. Itu pasti makan dan minumnya akan bertambah bisa 4, 5, 6 kali. Inilah bahwa pertumbuhan ekonomi kita, ngerem orang tidak boleh cepat pulang. Nunggu nanti malam rame, meriah dengan suasana nyaman dan aman,” jelasnya.

Ia mengakui bahwa pihaknya hingga ini tidak akan menghadirkan kuliner hasil olahan lokal para pelaku UMKM khas Kota Madiun terutamanya dikawasan wisata taman sumber umis maupun menumen patung merlion? Sebab, jika kuliner olahan lokal itu dihadirkan ditengah kawasan wisata tersebut’ dapat dipastikan lingkungan ruang terbuka hijau itu menjadi kotor.

“Iya toh? Misalkan kalau kuah masakan hadir dikawasan patung merlion hingga sumber umis, pasti tempat destinasi itu jadi tidak nyaman karena tercemar kotoran dapur. Apalagi kalau jantung kota ini’ lalu dihadirkan kuliner seperti dagangan es, bakso dan sebagainya? Tempat destinasi ini, jadi bubrah atau rusak. Sehingga tidak ada bedanya dengan 6 negara terkotor di dunia,” ujar Maidi, lagi.*ly/madiuntourism.com

Keterangan Foto : Terlihat Walikota Madiun’ H. Maidi saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan penganugerahan rekor MURI kepada Pemkot Madiun tentang proyek pembangunan pavingisasi tahun 2022 sepanjang 46.000 meter persegi yang tersebar di 27 kelurahan 3 kecamatan.*

error: