Menjalin Usaha Bersama

logo

Jelang Idul Fitri 2024, Bazar Madiun Festival Buka di GOR Wilis

Sabtu, 6 April 2024

MADIUN – Jelang Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H, sebuah event besar yaitu ‘Bazar Madiun Festival (BMF)’ baru saja buka mulai tanggal 3 hingga 7 April 2024 nanti di GOR Wilis Kota Madiun.

Event BMF yang digelar selama 5 hari ini, menyediakan puluhan stand yang menjual berbagai produk fashion dan sebagainya. Stand yang ada di GOR Wilis Kota Madiun ini, buka saat menjelang sore hingga tutup pukul 22.00 Wib.

Uniknya lagi, event yang dikelola oleh beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini berkolaborasi dengan alunan musik perpaduan lagu yang saat ini digandrungi kaum milenial. Tentunya dalam event ini, telah melibatkan sekitar 90% anak-anak muda dari Kota Madiun.

“Memang segmen pasar kita, adalah anak-anak muda di Kota Madiun dan sekitarnya. Mereka yang menggeluti industri fashion, event by dan hiburan,” ujar Wildan, event Manager BMF yang juga seorang mahasiswa UNY (universitas negeri yogyakarta) semester IV jurusan Ilmu Komunikasi saat ditmui, Rabu 03 April 2024.

Tidak hanya tim EO (event organizer) saja, lanjut dia, tapi para peserta BMF ini juga masih muda bahkan usianya rata-rata antara 20-25 tahun. Event ini digelar, karena tim EO melihat potensi daya beli masyarakat terutama mendekati Hari Raya Idul Fitri itu rata-rata tinggi setiap tahunnya.

Sehingga sayang sekali jika mana Kota Madiun ini, kedepanya tidak mempunyai salah satu sentra perbelanjaan tersendiri atau destinasi belanja. Memang jika kita berkaca dari daerah luar Madiun misalnya Solo, Yogyakarta, dan Surabaya? Maka ketika Ramadhan, industri fashion dan event by-nya meningkat jauh nilainya.

“Jadi, kita mencoba melihat pasar itu. Kalau segi harga dan kualitas di pasaran sendiri, sebenarnya kita sudah tidak terpatok sama itu ada di kota kecil atau kota besar. Tapi karena sekarang ini, kita semua sudah punya akses kemana pun menggunakan kecanggihan teknologi,” katanya.

Menurutnya anak-anak Madiun pun yang itunganya daerah, ternyata juga bisa menjangkau barang-barang yang kelasnya di kota besar dan sebagainya. Untuk harganya bisa bersaing. Mengingat Madiun adalah kota kecil, terus harganya mahal atau barangnya jelek-jelek? Hal itu, tentunya saat ini sudah tidak zamannya lagi.

Sedangkan untuk ekonomi kreatif (Ekraf) asli Kota Madiun, tim EO BMF telah memfasilitasi melalui event by. Di event by itu, kita menggandeng UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) di Kota Madiun. Bahkan hampir 90% dari Kota Madiun, juga terdapat salah satu menu andalan khas Madiun yaitu nasi pecel.

“Tapi, juga tidak hanya menu khasnya saja. Kita dari berbagai kalter, itu ada. Di Madiun sendiri, makanan sejenis dari barat pun juga ada. Jadi stand yang ada ini, menjual produk fashion dan berbagai macam makanan/minuman olahan lokal,” jelasnya.

Wildan mengungkapkan kalau dari fashion sendiri memng kita universal, makanya hampir 90% stand yang mengisi adalah dari warga Madiun. Sehingga dapat memberdayakan UMKM dan Ekraf yang ada di Kota Madiun. Diharapkan industri event, fashion, dan event by di Kota Madiun ini semakin diminati oleh berbagai kalangan.

“Kami melihat khususnya di sektor ekraf, pasarnya masih ada. Cuma eksekusinya yang masih belum maksimal. Jadi warga Madiun itu, memang harus dikenalkan dengan kegiatan-kegiatan seperti ini,” tambahnya.Foto ilustrasi.*(al/madiuntourism.com)

error: