Menjalin Usaha Bersama

logo

7 Pianis Berprestasi Internasional Dari Indonesia

Selasa, 3 Desember 2024

INDONESIA – Tanggal 8 November diperingati sebagai Hari Pianis Sedunia. Ini merupakan apresiasi untuk para pianis yang karyanya telah menghibur masyarakat. Tidak sedikit pianis Indonesia yang sudah mendulang prestasi di dunia internasional dan mengharumkan nama bangsa. Pianis-pianis Indonesia yang berpretasi di dunia internasional berasal dari beragam genre mulai dari musik pop, musik jazz, musik klasik, hingga musik tradisional. Bahkan ada pianis Indonesia yang masuk nominasi Grammy Awards meski belum berhasil menang.

Siapa saja pianis Indonesia yang berprestasi internasional? Berikut daftarnya:

Yovie Widianto 

Yovie Widianto adalah salah satu pianis Indonesia yang sudah menciptakan banyak hits baik dengan band Kahitna, Yovie & Nuno, maupun dengan solois Raisa, Rossa, Glenn Fredly, Tiara Andini, Tulus, dan Marcell Siahaan.

Lagu-lagu Yovie seperti Merasa Indah, Adu Rayu, Cintanya Aku, Tak Kan Terganti, dan Peri Cintaku didengar lebih dari 2 miliar kali di Spotify. Playlist-nya yang berjudul “Written by Yovie Widianto” sudah didengarkan di seluruh dunia di Spotify dengan total 500 juta pendengar. Di Spotify sendiri lagu ciptaan Yovie Widianto tercatat lebih dari 135 lagu.

Yovie Widianto yang lahir di Bandung 56 tahun lalu juga pernah meraih penghargaan sebagai The Best Composer 2020 pada ajang Mnet Asian Music Awards 2020.

Bubi Chen 

Bubi Chen adalah pianis Indonesia yang sudah menghasilkan lebih dari 30 album musik. Album studio yang pernah diproduksi Bubi Chen diantaranya Kedamaian (1989), Bubi Chen and his friends (1990), Bubi Chen – Virtuoso (1995), Jazz The Two of Us (1996), dan All I Am (1997). Bubi Chen berperan besar memperkenalkan industri musik Indonesia di mata dunia melalui jazz.

Salah satu album yang dibuat Bubi Chen, Bubi Chen with Strings, direview oleh Willis Conover dan ia menjuluki Bubi Chen sebagai the best Pianist of Asia. Willis Conover merupakan kritikus jazz ternama dan pembawa acara Music USA di Voice of America.

Pada tahun 2004, Bubi Chen menerima penghargaan Satya Lencana pengabdian seni dari presiden ke 5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Legenda industri musik dan pianis Bubby Chen menghembuskan napas terakhirnya pada tahun 2012.

Joey Alexander Sila 

Joey Alexander Sila adalah pianis muda dengan sederet prestasi. Pada tahun 2016 saat usianya 13 tahun, Joey Alexander berhasil masuk nominasi dan tampil langsung di panggung pada malam puncak Grammy Awards ke-58 di Amerika Serikat.

Pianis berbakat ini menjadi nominee Grammy Awards berkat album musik perdananya “My Favorite Things” yang dirilis pada 2015 di bawah Motema Record, New York. Melalui album ini, Joey Alexander mendapatkan nominasi Grammy Awards untuk dua kategori: Best Jazz Instrumental Album untuk My Favorite Things dan Best Improvised Jazz Solo untuk Giant Steps.

Album berikutnya, Countdown pun mendapat nominasi Best Improvised Jazz Solo untuk lagu Countdown. Hingga kini, Joey Alexander sudah menghasilkan 7 album dengan album terakhirnya Continuance dapat dinikmati di Spotify.

Tjut Nyak Deviana Daudsjah

Tjut Nyak Deviana Daudsjah adalah musisi multi genre. Deviana adalah seorang pianis, penyanyi, komponis, sekaligus akademisi. Deviana menjadi Direktur Artistik Jazz & Rockschulen Freiburg Jerman, di mana ia merancang kurikulum musik yang disahkan oleh pemerintah Jerman. Di saat bersamaan, Deviana juga menjadi Professor untuk ansambel, piano, vokal, improvisasi, paduan suara dan pelatihan telinga pada Akademi Musik Basel Swiss.

Selama puluhan tahun Deviana sudah pentas di Thailand, Eropa dan Amerika Serikat meliputi berbagai festival jazz internasional seperti Grand Lancy Jazz Festival di Jenewa, Stuttgart Jazz Open Jerman, dan Lugano Jazz Festival Swiss. Kembali ke Indonesia, Deviana mendirikan institusi Daya Indonesia Performing Arts Academy (DIPAA) guna terus mensosialisasikan musik tradisional ke publik.

Pada tahun 2007, Deviana diangkat oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional sebagai Ketua Konsorsium Musik Nasional dalam rangka perancangan Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional (SKKN) untuk Profesi Musik

Dwiki Dharmawan 

Dwiki Dharmawan telah mengukir namanya hingga kancah internasional. Kariernya semakin melambung bersama grup band Krakatau yang dibentuknya bersama Pra Budi Dharma, Donny Suhendra, dan Budhy Haryono.

Bersama Krakatau, Dwiki Dharmawan mengantongi sejumlah prestasi, seperti The Best Keyboard Player dalam Yamaha Light Music Contest 1985 di Tokyo, Jepang dan Grand Prize Winner Asia Song Festival 2000 di Philipina.

Pada 1990an, Dwiki bersama Krakatau memutuskan untuk menekuni berbagai musik tradisi Indonesia, dimulai dengan eksplorasinya dengan musik Sunda, hingga merilis album Mystical Mist. Dwiki Dharmawan juga menciptakan lagu Pesona Indonesia yang dinyanyikan oleh Rossa.

Ananda Sukarlan

Ananda Sukarlan adalah pianis kelahiran 1968 yang sudah sering tampil di berbagai festival luar negeri dan muncul di berbagai acara televisi dan radio di Eropa. Pianis musik klasik ini dilahirkan di Indonesia namun besar di Spanyol, khususnya setelah ia lulus pendidikan di Belanda.

Ananda Sukarlan dianugerahi penghargaan Cavaliere Ordine della Stella d’Italia (Knight of the Order of the Star of Italia) dari Presiden Republik Italia Sergio Mattarella pada November 2020. Pianis andal ini juga menerima ‘Royal Order of Isabella the Catholic (Real Orden de Isabel la Católica)’ tahun 2023. Penghargaan ini merupakan yang tertinggi yang diberikan Kerajaan Spanyol kepada individu sipil atau lembaga sebagai pengakuan atas jasa luar biasa terhadap negara atau hubungan internasional/ kerja sama dengan negara lain.

Ananda Sukarlan masih membuat seri Rapsodia Nusantara yang saat ini sudah sampai seri 42. Rapsodia Nusantara merupakan komposisi musik klasik yang berdasarkan lagu-lagu etnis Indonesia. Misalnya lagu Rek Ayo Rek yang dibuat menjadi polyphonic.

Teguh Sukaryo 

Teguh Sukaryo adalah pianis kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah. Teguh Sukaryo memperoleh gelar S-1 di bidang Piano Performance di Newcastle Conservatorium of Music, Australia.

Pianis musik klasik ini telah memenangkan berbagai pengahrgaan seperti “Top Prize” di Armidale Open Piano Competition, New South Wales, Australia (1997), Chamber Music Scholarship and award (Sewanee Summer Music Festival, Amerika Serikat-2000), dan Beethoven Prize (Grieg International Competition for Pianists – Oslo, Norwegia, 2005).

Pianis kelahiran tahun 1977 ini mendirikan sekolah musik Teguh Sukaryo International Music School dan kerap melakukan konser di berbagai kota di Indonesia. Cover: Pianis Joey Alexander (sumber Instagram @joeyalexandermusic).*(sumber:kemenparekraf.go.id)

error: